Mengenal Beberapa Tempat untuk Berwisata Religi non-Islami di Jogja 

Kota Jogja sejak dulu menjadi salah satu kota terfavorit yang wajib dikunjungi jika ke Indonesia .Jogja menawarkan berbagai jenis wisata, mulai dari wisata alam, edukasi, kuliner, hingga religi. Nah pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai beberapa tempat wisata religi non-Islami di Jogja. Apa saja itu? Berikut adalah beberapa tempatnya:

Makam Raja-Raja Mataram

Makam Raja-Raja Mataram Destinasi berlokasi di Dusun Dondongan, Desa Jagalan, Kotagede. Makam  ini juga dikenal dengan nama Masjid Gedhe Mataramnya. Perpaduan antara makam dan masjid menjadikan tempat ini sebagai tempat wisata religi yang sangat cocok bagi Kamu yang ingin beribadah dan berziarah.

Dalam sejarahnya, tempat ini merupakan tempat raja pertama islam pertama yaitu Panembahan Senopati dan keluarga dimakamkan. Panembahan Senopati wafat pada tahun 1601 dan dimakamkan berada berdekatan dengan ayahnya. Selain Panembahan Senopati disini juga terdapat makam tokoh-tokoh penting, seperti Sultan Hadiwiijaya, Ki Gede Pemanahan, beserta keluarga.

Makam ini berada sekitar 100 m dari Kotagede yang dikelilingi dengan tembok besar. Pintu Gapura untuk memasuki kompleks makam ini bercirikan arsitektur budaya Hindu, yaitu Gapura Paduraksa, dengan kusen berukir yang berada di sebelah selatan dari Masjid Besar. Di puncak gapura terdapat ukiran kepala Kala bercuping ganda yang terbuat dari batu kapur dengan ekspresi raut muka yang tidak begitu garang.

Di kawasan makam ini terdapat tempat pemandian atau disebut sendang yang dikerjakan sendiri oleh Ki Ageng Pemanahan dan Panembahan Senopati. Sendang tersebut memiliki pemanduan khusus pria dan pemandian khusus wanita. Sumber air untuk pemandian pria berasal dari dalam kompleks makan, sementara sumber air pemandian wanita berasal dari sumber pohon beringin yang terletak di depan gerbang utama.

Untuk memasuki tempat ini, pengunjung diharuskan mengenakan pakaian adat jawa dan juga melepas alas kaki. Para Pengunjung juga tidak diperbolehkan untuk memotret dan mengenakan perhiasan emas saat memasuki bangunan makam. Waktu kunjung untuk ke tempat ini yaitu pukul 8 pagi hingga 4 sore pada hari Minggu, Senin, Kamis, dan Jumat.

pxhere.com

Goa Maria Tritis

Goa Maria Tritis  berada kurang lebih 60 kilometer dari kota Jogja, tepatnya di Jalan Sapto Sari,  Giring, Paliyan, Kabupaten Gunung Kidul, tepatnya berada di bawah Paroki Wonosari.  Di Goa ini para pengunjug dapat merasaka sensasi berdoa di suasana alam dan keheningan.

Dalam sejarahnya goa ini diawali dengan kisah Paroki Wonosari yang dipimpin oleh Rm Arcadius Donyawahjana SJ. Keduanya bertugas dari tahun 1963 hingga 1973 dan bersahabat dengan tokoh Agama Buddha, yang bernama S. Hadisumarta. Keduanya sering berkunjung ke makam Ki Ageng Giring, dan goa untuk melakukan meditasi.

Pada tahun 1974, Menjelang perayaan Natal, pastor Proki R, Al. Hardjaasudarma SJ mendengar cerita dari seorang anak SD tentang keindahan goa. Setelah kejadian itu, tercetuslah  ide agar umat Katolik berdoa bersama di sana. Selanjutnya, pada tahun 1977 , Goa Tritis resmi dibuka dan diberkati oleh Rm Siegfried Zagnweh SJ , yaitu seorang pastor Paroki Wonosari.

Di goa ini terdapat patung Bunda Maria yang terbuat dari batu putih. Sedangkan nama Tritis diberikan karena ada tetesan air melalui stalaktis di bagian atas goa. Goa ini sangat cocok untuk berwisata religi terutama untuk umat Katolik, meskipun juga banyak pengunjung dari umat agama yang lain. Di goa ini pengunjung akan merasakan suasana berdoa yang tenang, khusyuk, ditambah dengan pemandangan alam yang indah.

pxhere.com

Pura Jagatnatha

Pura Jagatnatha cocok untuk berwisata religi bagi umat Hindu saat berkunjung ke Jogja. Pura ini berlokasi di Jl. Pura Jl. Sorowajan No.201, Jomblangan, Banguntapan, Kec. Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam sejarahnya Pura ini berdiri tahun pada tahun 1967 dan mengalami perbaikan hingga sekarang sebagai destinasi wisata religi, sekaligus tempat sembahyang untuk pemeluk agama Hindu di Yogyakarta. Cerita dari masyarakat juga mengatakan bahwa Sri Sultan Hamengku Buwono II pernah menggunakan tempat ini untuk bertapa.

Vihara Buddha Prabha (Klenteng Fuk Ling Miauw atau Klenteng Gondomanan)

Vihara ini berlokasi di Jalan Brigjend Katamso No 3, Prawirodirjan, Gondomanan. Vihara ini didirikan pada tanggal 15 Agustus 1900.  Pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII, telah diserahkan pada bagi warga Cina sebagai tempat pemujaan, tepatnya pada tahun 1845.

Vihara atau kelenteng ini bernama Hok Tik Bio, karena merupakan tempat kebaktian bagi Hok Tik Sin atau Dewa Bumi bagi umat Budha. Namun, di altar Vihara ini terdapat pemujaan bagi umat Budha dan Konghucu. Pada masa orde baru, nama bangunan ini diganti dengan nama Vihara Buddha Prabha. Hingga kini, Vihara ini masih digunakan sebagai destinasi wisata religi untuk masyarakat Tionghoa dan umat Buddha di Yogyakarta.

pxhere.com

Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (Gereja Ganjuran)

Gereja ini sangat cocok digunakan sebagai destinasi wisata religi bagi pemeluk agama Kristen. Destinasi wisata religi ini berlokasi di Jalan Ganjuran, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul. Gereja ini berdiri pada tanggal 16 April 1924, dengan memiliki arsitektur yang  bernuansa Jawa. Di gereja ini juga memiliki dua jenis bahasa untuk berdoa, selain bahasa Indonesia, juga digunakan bahasa Jawa untuk berdoa.

Nah itu di atas merupakan destinasi wisata religi yang bisa dijadikan referensi bagi Kamu yang ingin berkunjung ke Jogja. Selain itu juga ada banyak paket wisata Jogja Semoga artikel ini bermanfaat dan terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca.

 

Leave a Comment