Peran masjid dalam pembinaan umat Islam sangat penting dibutuhkan. Generasi lslam pertama ditempa dan dibentuk oleh Rasulullah SAW adalah di Masjid. Di Masjid mereka di didik mendapatkan pelajaran, berlatih keterampilan, mengatur siasat, serta menyelesaikan permasalahan kaum muslimin. Di Masjid hati mereka terpaut, dan sebagian hidup mereka berada di Masjid.
“Sesungguhnya yang memakmurkan Masjid Allah hanyalah orang-orang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah.: (QS. At-Taubah: 18).
Berdasarkan hadits tersebut diatas menjadi gambaran bahwa, orang yang memakmurkan masjid adalah orang-orang yang beriman. Sehingga jelaslah betapa kaum muslimin memiliki keimanan yang kuat tertanam ada masa teresebut.
Mengapa masjid di masa Rasulullah dapat begitu makmur dapat jadi karena banyaknya fungsi dan peran lebih banyak dari yang kita gunakan saat ini. Almarhum Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Ali Mustafa Yakub menyampaikan ada 5 fungsi Masjid di masa Rasulullah.
Peran Pertama, Tempat Ibadah. Tentu peran ini sangat kita ketahui bahwa peran Masjid adalah untuk ibadah kita sepanjang hari. Bukan hanya per pekan sekali, bukan lagi setahun sekali, atau bahkan sehari lima kali, bukan. Karena masjid bukan hanya untuk sholat, tetapi dapat berbagai bibadah lainnya seperti dzikir, tilawah, kajian Islam, majelis, I’tikaf dan lain sebagainya.
Peran Kedua, Tempat Pembelajaran.
Sebagaimana cerita orangtua pada umumnya dahulu mereka mendapatkan ilmu agama saat belajar mengaji di masjid. Lagi pembelajaran berbagai kajian-kajian keIslaman lainnya.
Peran Ketiga, Tempat Musyawarah. Sejak masa Rasulullah masjid lagi digunakan tempat pertemuan dan bermusyawarah. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW “Tiang Duta/Utusan :
Posisinya menempel dengan jendela kamar Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dinamakan demikian karena Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam biasa menggunakannya sebagai tempat pertemuan ketika ada Duta/utusan bangsa Arab yang datang kepadanya.” (Al-Maghluts, Atlas Al-Hajj wal Umrah, hlm. 247). Para sahabat lagi biasa melakukan masyawarah urusan kenegaraan di dalam masjid.
Peran Keempat, Tempat Merawat Orang Sakit. Rasulullah biasa memerintahkan sahabat untuk membangunkan tenda di pelataran masjid Nabawi untuk merawat pasukan yang terluka setelah perang.
Namun baru di bangun menjadi tempat khusus sejak masa Khalifah Al Walid dari Dinasti Umayyah, yang kemudian menjadi rumah sakit pertama di dunia pada abad eight dengan nama Bimaristan.
Peran Kelima, Asrama. As Suffah merupakan ruangan dalam Masjid Nabawi yang dibangun Rasulullah saat beliau tidak lama setelah tiba di Madinah. As Suffah tidak hanya sebagai pusat pendidikan namun lagi menjadi penampungan, atau dapat disebut asrama, bagi para sahabat yang miskin. Jumlah yang ditampung kurang lebih mencapai 400 orang.
Makmurnya Masjid lagi menggambarkan bagaimana kondisi Umat Islam saat itu. Apakah baik penerapan Islam dan amal jama’inya, ataukah hanya sepi dan sendiri-sendiri. Semoga kita semua dapat ikut bersama memakmurkan masjid, sebagai bentuk wujud keimanan kita.
Semakin makmurnya masjid menguatkan amal jamai dan membantu umat untuk hadir dalam peradabannya yang kokoh dan memberikan manfaat bagi semesta alam.
Secara harfiah masjid merupakan rumah tempat ibadah umat Islam atau Muslim. Selain digunakan sebagai tempat ibadah, masjid lagi merupakan pusat kehidupan komunitas muslim.
Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur’an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.
Di zaman Rasulullah, masjid dijadikan sebagai sentra utama seluruh aktivitas keummatan. Baik untuk kegiatan pendidikan yakni tempat pembinaan dan pembentukan karakter sahabat maupun aspek-aspek lainnya termasuk politik, strategi perang hingga pada bidang ekonomi, hukum, sosial dan budaya. Pendek kata, masjid difungsikan selain sebagai pusat kegiatan ibadah spritual lagi dijadikan tempat untuk melaksanakan ibadah muamalah yang bersifat sosial.
Peran dan fungsi masjid yang begitu besar bagi umat muslim menjadikan perkembangan masjid terus meningkat. Berdasarkan knowledge yang diperoleh dari web site http://simas.kemenag.go.id/ tercatat jumlah masjid sampai dengan bulan April 2018 mencapai 235.182 yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya perkembangan jumlah masjid, diharapkan mampu pengembangan psychological secara islami bagi masyarakat muslim di Indonesia.
Karena masjid menjadi sarana untuk mengembangkan pribadi baik secara religious dan emosional secara islami. Dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang agama islam ditengah berkembangnya dua pemahaman ekstrim yaitu liberalisme dan radikalisme.
Seperti pada hakikatnya islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Allah tegaskan hal tersebut dalam firman-Nya, “Dan tidaklah engkau (Muhammad) diutus ke muka bumi ini kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. al-Anbiya: 107).
Perguruan tinggi memiliki peranan dan tanggung jawab ethical dalam. pembentukan dan pengembangan akademik mahasiswa. Selain secara akademik, perguruan tinggi lagi memiliki peran untuk mengembangkan pribadi secara religious dan emosional. Hal ini sangat penting mengingat perkembangan zaman yang semakin kuat menuju period digital dan kebebasan dunia.
Kemajemukan Indonesia lagi dapat menjadi pemicu perpecahan apabila tidak diimbangi dengan kesadaran kemajemukan dan sikap toleransi untuk hidup bersama sebagai warga Negara. Dalam hal ini, Masjid Kampus memiliki kedudukan dan peran strategis dalam mengembangkan pemahaman keagamaan mahasiswa dengan wawasan Islam rahmatan lil ‘alamin.
Masjid kampus merupakan bagian kecil dari sebuah kampus. Meskipun begitu, peran masjid kampus dalam membentuk mahasiswa berintegritas sangat besar. Masjid kampus tidak saja menjadi tempat shalat, saat ini masjid menjelma menjadi pusat kegiatan mahasiswa yang memiliki segudang lembaga dan kegiatan. Lembaga-lembaga dan kegiatan yang berada dibawah naungan masjid akan lebih maksimal jika dioptimalkan untuk membentuk mahasiswa yang berintegritas.
Dalam perannya membentuk mahasiswa berintegritas, masjid kampus sekurang-kurangnya dapat memanfaatkan dua hal yaitu fungsi religious masjid dan lembaga-lembaga yang berada di dalamnya.
Masjid kampus memiliki peran strategis dalam membangun dan membentuk karakter mahasiswa untuk peradaban Indonesia yang unggul. Di kampus lah semua idealisme, intelektualitas, semangat, mimpi, aksi, dan kontribusi bernaung.
Tak ada tempat di muka bumi ini yang seunik kampus dengan segala aktivitas di dalamnya. Bukankah tak sedikit peradaban besar dunia lahir dan berkembang dari aktivitas kampus. Inilah yang harus dimanfaatkan oleh Universitas dimana masjid kampus sebagai pembentukan integritas mahasiswa yang lebih baik untuk masa depan.
Salah satu masjid kampus yang memiliki peranan penting bagi pengembangan karakter dan integritas mahasisiwanya adalah masjid Al-Fatah. Masjid yang berada dilingkungan Universitas Islam “45” Bekasi ini merupakan landmark sekaligus tempat pusat kegiatan keagamaan dan pengembangan agama islam.
Masjid yang memiliki design three kubah berwarna dominan hijau ini dahulunya bernama masjid Baiturrahim, sebelum akhirnya berganti nama menjadi masjid Al-Fatah. Pergantian nama ini dikarenakan untuk mengabadikan nama pendiri universitas atas penghargaan dan jasa-jasanya kepada Universitas Islam “45”khususnya dan Bekasi umumnya.
Masjid Al-Fatah memiliki struktur organisasi yang kepengurusannya di kelola oleh employees, dosen, dan mahasiswa. Mereka tergabung dalam Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) masjid kampus Universitas Islam “45” Bekasi.
Advertisment
Selain pusat pengembangan keagamaan, masjid ini sering di gunakan oleh mahasiswa untuk sekedar beristirahat di teras masjid ataupun tempat mencari inspirasi ketika mengerjakan tugas kuliah. Letaknya yang strategis, asri dan nyaman dapat menghilangkan kepenatan dan menyegarkan kembali pikiran. Seperti yang di ungkapkan oleh salah satu mahasiswanya.
“nyaman aja rasanya ketika udah mulai stress sama tugas-tugas kampus, masjid Al-Fatah ini jadi penenang diri saya” tutur Anton mahasiswa Fisip