6 Hal Persiapan Pernikahan yang Harus Kamu Tahu

Pernikahan merupakan salah satu target dalam hidup serta menjadi waktu yang ditunggu-tunggu banyak orang. Bukan hanya kamu seorang yang menunggu momen sakral ini, tetapi ayah ibu kamu juga!

Dimulai saat hari pertunangan. Kamu melalui masa-masa yang menegangkan? Ayah ibu-mu pun juga! Jika kamu menganggap ini adalah momen yang spesial dalam kehidupan kamu, sama halnya yang dirasakan oleh ayah dan ibumu. Mereka berdua menyaksikan semua tahapan pendewasaanmu.

pixabay.com

Ibu dan bapak telah menuntunmu ke alam dunia (biidznillah) dan melakukan banyak pengorbanan membesarkanmu. Yang senantiasa membersamaimu di hari pertamamu belajar jalan dan mengoceh, mengikuti aktifitas sekolah hingga tamat dari perguruan tinggi, pertama kali kamu masuk kerja, saat-saat kamu susah dan bahagia, juga tak terkecuali hari saat kamu dipertemukan dengan calon pasangan hidup.

Saat Dirimu Mantab Untuk Menikah

Sebagai orang yang menjalani resepsi pernikahan, wajar kalau kamu merasa bahwa resepsi pernikahanmu sepenuhnya milikmu sendiri.

Kamu mau menggelar rangkaian acara pernikahan yang sangat kamu inginkan sejak lama. Tapi kadang kali, konsep pernikahan yang kamu idamkan jauh berbeda dari rencana orang tua. Kamu pun ingin tetap dengan apa yang kamu yakini.

Kalau memang seperti ini faktanya, sebaiknya jangan buru-buru terbawa emosi. Kontrol keinginanmu yang besar. Kamu tak akan mampu mengabaikan kehadiran ayah dan ibu. Bagaimanapun juga, keberadaan orang tua dalam hari pernikahanmu tak dapat dielakkan. Orang tua akan turut andil saat acara pernikahan yang lancar dan syahdu.

Orang tua berperan besar dalam setiap prosesi pernikahan. Mulai dari agenda pranikah, persiapan upacara pernikahan yang bagus menurut adat maupun agama, hingga acara pernikahan itu sendiri.

Untuk menggapai impian pernikahan yang kamu harapkan, terlebih dulu kamu wajib memahami bahwa keberadaan orang tua sangatlah penting. Karena, seringkali hajat pernikahan itu juga merupakan hari yang juga dinantikan untuk mereka.

Bertunangan Dahulu, Lakukan Pernikahan Kemudian

Pasti ada acara khitbah sebelum dilakukan pernikahan. Pria akan mendatangi rumah perempuan. Pria akan meminta ijin dari ayah perempuan untuk menikahi putrinya. Sebenarnya seorang pria bisa saja hadir sendiri menemui ayah gadis pujaannya. Tapi sekekar dan segagah apapun seorang laki-laki, bergetar pula kakinya kalau datang menuju tempat tinggal perempuan tanpa didampingi orang-orang terdekat. Sebab menikah adalah perkara besar. Ia hendak meminta anak gadis orang untuk dijadikan teman perjuangannya.

Itulah sebabnya, menjadi tanggung jawab orang tua dari pihak laki-laki untuk menemui orang tua si wanita. Mereka akan mengantar sekaligus mendampingi anaknya untuk meminang si gadis. Ayah dan ibu akan memberikan dukungan moril bagi si pemuda.

Bersama orang tuanya, keyakinan si pemuda akan semakin bulat ke arah pintu gerbang rumah si perempuan. Ayah ibupun berinisiatif mengajak keluarga besar seperti adik dan kakak atau paman dan bibi si pemuda.

Mereka pun berkunjung dengan membawa berbagai oleh-oleh. Ayah ibu si pemuda akan membawa oleh-oleh menyesuaikan tradisi adat yang berlaku. Keluarga besar akan sibuk persiapkan diri demi berkunjung ke orang tua si wanita. Jadilah lamaran merupakan momen keluarga juga, bukan hanya milik kedua calon mempelai.

Pada saat hari lamaran, bukan sekedar waktu ketikalmomen si pemuda meminta restu ke bapak si gadis untuk menyunting anak perempuannya. Pada hari itu, juga merupakan saat spesial pertemuan dua keluarga untuk menyepakati hari pesta pernikahan.

Keluarga si perempuan biasanya jadi penyelenggara pernikahan. Meskipun juga tak menutup opsi jika keluarga si laki-laki yang menggelar acara pernikahan.

Menjelang Momen Pernikahan

Di balik berita lamaran juga terdapat setumpuk keruwetan yang menyambut. Sedari perancangan hingga pelaksanaan pernikahan. Baik kegiatan utama yaitu akad nikah ataupun kegiatan tambahannya yakni pesta pernikahan.

Ketika tanggal perkawinan sudah dipilih, akan terdapat banyak hal yang perlu dikerjakan sebelum tanggal itu benar-benar datang. Saat si calon wanita repot dengan perkara gaun pengantin, sang ibu akan membantunya mencari kain dan merekomendasikan penjahit paling bagus yang dia katahui.

Si ibu juga yang mendampinginya menjalani berbagai macam perawatan tubuh pengantin, mulai dari ujung kuku hingga ujung kepala. Sebelum hari perkawinan, sang bapak akan mengambil waktu tertentu untuk berbicara dengan anak perempuannya, mengutarakan beberapa nasehat pernikahan. Ayah dan ibu juga ikut membuat daftar tamu undangan.

Sama halnya juga di kediaman si pemuda. Orang tua si laki-laki pun tidak kalah sibuk. Ayah dan ibunya akan sering memberikan nasehat pernikahan. Dengan support oleh sesepuh serta anggota keluarga lainnya, orang tua repot menyiapkan mahar beserta aksesoris lainnya.

Pun sedang memantapkan diri untuk menyampaikan materi berbicara di hadapan keluarga si wanita pada saat pernikahan yang akan datang.

Orang tua, dari pihak si wanita maupun si pria tak merasa payah dengan segala persiapan pernikahan ini. Sebab pernikahan ini adalah acara mereka juga. Mereka tak akan terbebani untuk berkontribusi secara keuangan demi berlangsungnya pesta pernikahan.

Momen Pernikahan yang Dinantikan

Di hari pernikahan, orang tua “melepaskan” anak mereka menuju kehidupan yang baru, kehidupan rumah tangga. Bagaikan momen wisuda, orang tualah yang bertindak sebagai rektor di universitas keluarga. Ayah ibu mengatakan bahwa sang anak telah pantas menjadi ayah/ibu bagi anak keturunan kelak.

Seperti apapun prosesnya, apakah kalian duduk bersanding di depan petugas KUA atau si gadis menunggu di dalam ruangan, jangan lupa memberitahukan ayah si perempuan. Karena, ayah si perempuan lah yang akan menikahkan kalian berdua di depan penghulu serta seluruh hadirin. Kemudian doa-doa orang tua melingkupi para mempelai semua.

Pada Hari Resepsi Pernikahan

Kau barangkali sangat gugup mempersiapkan diri guna menghadapi akad pernikahan sehingga tidak peduli lagi dengan semua persiapan pesta. waktu itu, ayah dan bunda lah yang mengatur kendali sebab bagi mereka, mereka lah si pemilik acara.

Orang tua kalian berdua mau mempertemukan kalian berdua di atas pelaminan. Biasanya seorang ayah akan menyampaikan sambutan. Sedangkan ibu hendak meyakinkan undangan dilayani dengan maksimal.

Di waktu kamu duduk bertemu dengan banyak tamu undangan, orang tuamu memastikan apabila catering yang kamu pesan bisa menggenapi keperluan, fotografer yang kamu pilih sudah mendokumentasikan keseluruhan momen pernikahan, dan souvenir sudah ada di meja penerimaan para tamu. Mereka pula yang memantau jalannya acara pesta pernikahan sesuai dengan agenda yang sudah direncanakan.

pixabay.com

Setelah Hari Pesta Pernikahan

Kalian berdua kini telah sah menjadi 2 sejoli dengan status suami istri. Tamu undangan juga sudah pulang. Tukang foto juga sudah siap untuk mencetak hasil fotonya. Catering sudah dirapikan. Dekorasi telah dibongkar. Alunan lagu acara sudah dihentikan. Kini tinggal keluarga yang selalu menemani kalian.

Di waktu pesta nikahan telah berakhir, masih saja mereka meluangkan waktu menghitung-hitung cost kalian yang hendak bulan madu. Malahan tahun-tahun selanjutnya, mereka masih menyokong kehidupan pernikahan kalian dengan moril ataupun finansial.

Sebagai renungan, pernikahan anak itu seringnya merupakan momen bagi orang tua? Fikir ulang lagi terkecuali egomu terlalu kuat dengan tidak mengikutsertakan ke-2 orang tua. Bagaimanapun pula, mereka punya andil besar di dalam kehidupan pernikahanmu yang akan datang.

Leave a Comment