Indonesia mempunyai jumlah penduduk lebih dari angka 240-juta, dan Indonesia termasuk sebagai negara besar. Begitu juga di bidang olahraga, yang melahirkan banyak atlet berbakat yang sudah menekuni dunia olahraga, baik bulutangkis, panjat tebing, basket, dan lain sepak bola Indonesia.
Tekad Besar Menjadi Bekal Indonesia Mengembangkan Sepak Bola
Salah satu olahraga yang mendunia, yaitu sepakbola. Tentu saja dari sekian banyak cabang olahraga, Indonesia sangat kenal dengan olahraga satu ini. Tidak hanya sebagai penggemar saja, banyak anak bangsa mendedikasikan diri sebagai seorang atlet sepakbola. Meski Indonesia kalah pamor dengan Brazil, Perancis, Spanyol, Belgia, hingga Italia, tetap saja tekad besar untuk memperlihatkan tidak kalah dengan negara besar lainnya.
Indonesia menyongsong era baru: pembinaan terhadap generasi mudah digencarkan. Salah satu hasil terbaik yang didapat dari pembinaan tersebut adalah tim U-22 berhasil menjuarari Piala AFF pada bulan Feburari 2019 lalu. Meski rentetan positif timnas mudah tidak menjalar ke timnas senior, paling tidak sudah mulai terlihat masa depan dunia persepakbolaan negeri ini.
Cikal Bakal Geliat Sepak Bola di Indonesia
Masa depan memang cukup sulit dibicarakan. Akan lebih baik ketika kami membagikan informasi perihal sejarah panjang sepakbola Indonesia yang belum diketahui oleh banyak orang. Sejarah sepakbola tanah air diawali dengan kehadiran liga amatir yang diselenggarakan pada rentan tahun 1914 hingga 1930. Pada tahun tersebut jelas bukan atas nama Indonesia, melainkan diinisiasi oleh Nederlandsch Indische Voetbal Obligasi (NIVB), tepatnya DEI Championship.
Beranjak tahun, sebelum Indonesia, tepadnya tahun 1931, sistem liga nasional amatir muncul kembali, yaitu Perserikatan. Sistem liga tersebut menghadirkan beberapa tingkat kopetisi. Liga Perserikatan tersebut hadir untuk menggantikan DEI Championship. Kompetisi ini merupakan liga sepakbola pertama di Indonesia. Semenjak tahun 1932 hingga 1950, DEI Championship berjalan beriringan dengan Liga Perserikatan.
Pada tahun 1979 hingga 1980, Galatama, sebuah liga semi-profesional hadir dengan satu tingkat kompetisi saja. Barulah pada tahun 1983 dan 1990, Liga Galatama ini menggunakan dua tingkatan atau divisi. Pada tahun itulah dua kompetisi sepakbola tanah air, Galatama dan Perserikatan berjalan beriringan dengan sistem liga masing.masing. Selanjutnya pada tahun 1994, badan pembinaan sepakbola Indonesia atau bisa disebut PSSI menggabungkan dua kompetisi tersebut ke kompetisi baru, yaitu Liga Indonesia Divisi Utama, sebagai sistem liga sepakbola terbaru tingkat nasional.
Sistem Liga di Indonesia
Tahun 2008 menjadi titik pangkal dunia sepakbola Indonesia yang menasbihkan diri sebagai liga profesional. Hal itu didasari oleh PSSI yang membuat Liga Super Indonesia (ISL) sebagai tingkatan teratas. Divisi Utama sebagai tingkatan kedua dan hadir pula divisi ketiga untuk memperkenalkan sistem profesional laiknya sistem persepakbolaan di negara besar lainnya.
Meskipun pada tahun 2011 lalu lahir perpercahan karena PSSI mengganti Liga Super Indonesia (ISL) menjadi Liga Prima Indonesia (IPL). Perpecahan tersebut berdampak besar terhadap beberapa klub, karena memicu dualisme. Tentu hal itu berdampak besar pada tata kelola internal PSSI sebagai pimpinan pusat.
Pada tanggal 17 Maret 2013 PSSI mengadakan kongres luar biasa. Hasilnya adalah, Liga Prima Indonesia dan Liga Super Indonesia yang ada di bawah naungan/pengawasan PSSI akan digabungkan pada tahun 2014 dengan menggunakan nama Indonesia Super League. Sebelum digabungkan, kedua liga tersebut akan berjalan masing-masing.
Selanjutnya, permasalah dualisme tersebut tidak serta merta membuat perjalanan dunia sepakbola Indonesia mengalami perbaikan. Lewat tindakan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang menjatuhkan hukuman terhadap PSSI, yaitu SK pembekuan nomor 01307 tahun 205, membuat semua aktivitas PSSI tidak diakui. Hal itu tentu berdampak pada rencana penyelenggaraan Indonesia Super League harus pupus.
Dari permasalahan tersebut mengakibatkan sanksi tegas terhadap Indonesia dari FIFA selaku per 30 Mei 2015. SK pembekuan tersebut didasari oleh sikap pemerintah Indonesia yang melakukan intervensi terhadap PSSI. Bahwa FIFA menyatakan jika pihak pemerintah dilarang melakukan macam tindakan. Buntut panjang dari pembekuan tersebut adalah Indonesia tidak dapat mengikuti kompetisi internasional di bawah naungan FIFA, selain mengikuti SEA Games 2015. Pada acara SEA Games 2015 tersebut hanya U-23 saja yang dipersilakan untuk ikut berkompetisi.
Barulah pada tanggal 13 Mei 2016, FIFA secara resmi mencabut sanksi untuk Indonesia sesudah mendapat laporan bila Menteri Pemuda Olahraga sudah mencabut surat pembekuan terhadap akitvitas PSSI. Itulah kabar gembira yang dirasakan oleh semua elemen masayarakat Indonesia. Setelah dipontang-panting dengan ketidakjelasan sepakbola tanah air, akhirnya tahun 2017 mulai hadir liga sepakbola profesional terbesar di Indonesia, adalah Liga 1 (Liga One).
Pasca pembekuan hingga memulai beraktivitas kembali, liga profesional Indonesia mengalami perubahan nama tiga kali. Liga 1 adalah yang pertama pada tahun 2017, sedangkan tahun 2018 menggunakan nama Liga Gojek Traveloka. Dan, pada tahun 2019 berganti menjadi Liga Shoope,
Semoga dengan perjalanan panjang dunia sepakbola Indonesia memberikan semangat agar terus berbenah. Jangan ada lagi kasus pengaturan skor, penunggakan gaji, hingga meninggalkan supporter. Sebagai penduduk yang cinta terhadap dunia sepakbola tanah air, kami berharap muncul gebrakan baru agar Indonesia bisa dipandang sebagai Negara Sepakbola, seperti halnya Brazil.
Sekian sudah informasi yang bisa kami sampaikan. Sebagai dukungan terhadap sepakbola Indonesia, Anda bisa menyaksikan pertandingan melalui televisi maupun gawai. Kalaupun tertinggal hasil pertandingan liga Indonesia, silakan berselancar ke internet. Terima kasih.